BILD SURABAYA-PadA Hari Rabu, 20 Januari 2010 Pukul 10:21:24 WIB
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim memprediksi wisatawan mancanegara (wisman) asal Malaysia dan Tiongkok tahun ini akan mengalami kenaikan. Khusus wisman Malaysia yang mengunjungi objek wisata di wilayah Jatim diprediksi mencapai 50 ribu orang.
“Wisatawan mancanegara dari Asia masih sangat potensial bagi industri pariwisata Jatim. Tahun ini, kedatangan mereka ke tempat-tempat wisata di provinsi tersebut diprediksi mengalami kenaikan, terutama pelancong Malaysia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Drs Djoni Irianto MMT di Surabaya. Rabu (20/1).
Tahun lalu, jumlah wisman Malaysia mencapai 40 ribu orang, diperkirakan tahun ini meningkat menjadi 50 ribu orang. Objek wisata yang manarik minat wisman Malaysia adalah wisata religi, seperti di Madura dan wisata belanja di Surabaya.
Selain dari Malaysia, wisman asal Tiongkok pertumbuhannya juga cukup pesat. Selera tempat wisata wisman Tiongkok pun tidak jauh berbeda dengan Malaysia. Potensi ini sangat menguntungkan dalam upaya untuk mendongkrak kunjungan wisman sekaligus mendukung target nasional 7 juta orang. Berdasar data nasional, realisasi kunjungan tahun lalu sebanyak 6,4 juta orang.
Dia berharap, kontribusi wisman ke Jatim tahun ini bisa mencapai 160 ribu orang. Rinciannya, peningkatan berasal dari wisatawan Tiongkok yang diprediksi naik 20%, Singapura 10%, Hongkong 10%, dan Jepang 10%. Untuk mendorong kunjungan bisa dilakukan dengan memaksimalkan objek wisata. "Saat ini, beberapa objek wisata sudah rampung, seperti Museum Satwa di Batu. Resort di Banyuwangi bagian selatan akan menyusul tahun ini,' katanya.
Untuk diketahui, guna meningkatkan minat wisatawan ke daerah, tahun ini Disbudpar Jatim memperbanyak jumlah desa wisata yang saat ini ada enam menjadi sepuluh. Untuk mendapatkan empat desa yang layak dikembangkan, Disbudpar membuka forum usulan dari kalangan terkait. ”Banyak masukan, semua akan kami tampung, kemungkinan awal tahun depan empat desa akan bisa ditentukan,” tutur Djoni.
Enam Desa Wisata yang ada saat ini, Desa Poncokusumo Kabupaten Malang (Agrobis), Desa Tutur Nongkojajar Kabupaten Pasuruan (agrobis), Desa Bejijong Mojokerto (kerijan patung batu), Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo (Agrobis), Desa Tamanan Kabupaten Bondowoso (Arung Jeram), dan Bumiaji Kota Batu (Agrobis). Dipilihnya keenam desa itu karena telah memenuhi kriteria persyaratan meliputi kondisi alam, budaya, kerajinan, serta memiliki kelembagaan. "Satu lagi kriteria menjadi desa wisata adalah masyarakatnya harus benar-benar tradisional," katanya
Selain beberapa kriteria persyaratan itu. desa wisata juga harus memiliki home stay di setiap desanya. Diharapkan keberadaannya akan mendorong wisman mengunjungi desa wisata yang ada di Jatim. "Keberadaan home stay sangat perlu sebab hal ini pernah dikeluhkan wisman asal Perancis karena protes belum dilengkapi sarana pendukung," ujarnya.
Sebelumnya, desa wisata di Jatim sudah ada. Namun, rata-rata desa wisata yang telah ditunjuk belum memiliki sarana dan prasarana pendukung. Sehingga, beberapa wisman kesulitan saat berkunjung maupun menginap. (Rronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar