BILD SURABAYA-Pada Hari Selasa, 12 Januari 2010 Pukul 03:37:36 WIB Sampai dengan Desember 2009, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 4,8 persen dan melebihi besarnya pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,3 persen. Namun, pada 2010 pencapaian itu ditargetkan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo meningkat mencapai 6 persen.
Saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (12/1) ia menjelaskan, target itu sangat realistis, karena pertumbuhan ekonomi pada 2009 telah melampaui pertumbuhan nasional. ”Ini dapat dilihat dari perkembangan sektor UMKM di Jatim yang tetap eksis dan semakin banyak, serta keamanan di Jatim yang mendukung dapat meningkatkan potensi kenaikan pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.
Untuk itu, tahun ini ia menargetkan investasi di Jatim dapat mencapai Rp 70 triliun. Sedangkan untuk dana penjaminan pihak ketiga dapat mencapai Rp 3-6 triliun. Mengenai inflasi, Gubernur yang akrab disapa Pakdhe Karwo menuturkan, angka inflasi tahun ini ditargetkan menurun hingga tiga persen.
Perlu diketahui, pada tahun kalender Januari-Desember 2009 angka inflasi tercatat mencapai 3,11 persen, yang notabene lebih rendah dari akumulasi inflasi Jatim tahun 2008 sebesar 9,66% dan 2007 sebesar 6,48%.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga harus diimbangi dengan penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. ”Target jangka menengah sampai 2013, pemprov berkomitmen turunkan angka kemiskinan hingga 215 ribu rumah tangga miskin. Sedangkan penambahan tenaga kerja produktif ditargetkan mencapai 262 ribu tenaga kerja,” ujarnya.
Seperti diketahui, besarnya pertumbuhan ekonomi Jatim 2009 lebih banyak dikuatkan oleh sektor jasa dari hotel dan restoran, serta perdagangan yang mencapai 29 persen. Dominasi hotel dan restoran dapat menjadi indikasi bahwa investasi dan keamanan di Jatim sangat baik, sehingga kunjungan wisatawan yang menggunakan jasa hotel dan restoran meningkat. Selain hotel dan restoran, peningkatan pada peringkat kedua diduduki oleh sektor manufakturing mencapai 27 persen.
Untuk laju inflasi Jatim, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, laju inflasi pada bulan Desember 2009 mencapai 0,49%. Besaran inflasi yang terjadi di bulan Desember ini lebih lebih tinggi dari November 2009 yang mencapai 0,04%.
Terjadinya inflasi di bulan Desember dipicu oleh kenaikan harga berbagai komoditas seperti gula, beras, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, rokok kretek, bawang putih, dan beberapa kebutuhan lainnya. Faktor lain yang juga memicu terjadinya inflasi adalah kenaikan tarif angkutan seperti kereta api saat libur panjang Natal dan Tahun Baru, baik tahun baru Hijriyah maupun Masehi.
Untuk nilai ekspor Jatim juga dinilainya cukup bagus, yakni untuk ekspor luar negeri dan ekspor antar pulau atau provinsi. Adapun nominal ekspor luar negeri Jatim kini mencapai Rp 110 triliun dan ekspor antar pulau atau provinsi mencapai Rp 160 triliun. ”Jumlah ekspor antar pulau atau provinsi kita lebih besar, sehingga tahun ini harus lebih ditingkatkan lagi, misalnya dengan memperluas pasar ke wilayah Indonesia Timur,” ujarnya.
Ia menambahkan, prinsipnya Jatim merupakan wilayah yang sangat menjanjikan dan prospektif untuk investasi karena merupakan gerbang pengembangan wilayah Indonesia bagian timur.
Untuk itu gubernur mengharapkan tercipta suasana kondusif yang bagi investasi dengan didukung aktif oleh pemprov, pemkab/pemkot serta kalangan dunia usaha dan dunia industri sehingga mampu menumbuhkan investasi langsung dan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan menekan laju inflasi. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar