GUBERNUR : JATIM JANGAN LAGI KIRIM TKI PEMBANTU KE LUAR NEGERI

BILD SURABAYA-Pada Hari Selasa, 12 Januari 2010 Pukul 03:39:01 WIB Jika tahun ini Jatim akan mengirim sekitar 60 ribu orang TKI ke berbagai negara sebagai tenaga kerja (naker) pembantu dan sektor formal, maka pada 2012-2013 mendatang, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menargetkan Jatim jangan lagi mengirimkan naker ke luar negeri, khususnya pembantu.

Saat dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (12/1) ia menjelaskan, untuk mereduksi besarnya naker pembantu ke luar negeri bukan menjadi prestasi bagi Jatim. Untuk itu, dalam menekan penambahan jumlah naker pembantu, pihaknya akan lebih meningkatkan perbaikan keterampilan sejak dini mulai dari pendidikan di sekolah kejuruan.

Ia menuturkan, mulai tahun ini ada beberapa program pemprov yang akan dititikberatkan pada perbaikan sekolah kejuruan. Misalnya, akan dilakukannya perbaikan di lima Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di lima kabupaten, yakni Bondowoso,Sampang, Pasuruan,Pacitan dan Jombang. ”Di lima SKM ini nanti akan mulai dibuka kelas internasional, agar standar pendidikan dan kualitas SDM-nya dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di luar negeri sesuai bidang pendidikan yang ditekuni,” ungkapnya.

Selain itu, program lain yakni pada perbaikan fasilitas tempat praktik di 152 SMK di 38 kab/kota di Jatim. Saat ditanya sekolah mana saja yang akan diperbaiki fasilitas praktikumnya, ia masih belum bisa memastikan lokasi tepatnya. ”Hingga kini SMK mana yang akan diberikan bantuan perbaikan masih dalam tahap seleksi. Namun, diharapkan perbaikan ruang praktik dapat direalisasikan di seluruh SMK di Jatim,” kata Pakdhe Karwo.

Di samping itu, tahun ini pemprov juga menargetkan penambahan biaya di lima Balai Latihan Kerja milik pemprov. Melalui penambahan biaya itu, lanjut dia, prinsipnya harus diimbangi dengan perbaikan kualitas naker yang berkualitas. ”Jangan sampai dengan penambahan anggaran itu, out put yang dihasilkan hanya pada naker pembantu. Kalau bisa naker yang lebih profesional di sektor formal.

Seperti diketahui, dari data Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Jatim, dikirimnya 60 ribu ini diutamakan untuk memenuhi kebutuhan naker di di Jepang, Hongkong dan negara tujuan lainnya melalui perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PTKIS).

Dari jumlah TKI itu tahun ini, 60 persen akan dipekerjakan di sektor informal (pembantu rumah tangga), sedangkan 40 persen sisanya untuk sektor formal. Sebelum dikirim, mereka akan dibekali keterampilan di BLK milik pemprov.

Untuk pengiriman naker ke Malaysia, tahun ini Jatim belum bisa memastikan, karena sesuai penjelasan Menakertrans RI, Muhaimin Iskandar, pengiriman TKI ke Malaysia masih ditutup untuk sektor informal, sedangkan kalau sektor formal belum ada masalah.

Pengiriman jumlah TKI ke luar negeri pada 2010 ini, prinsipnya meningkat sekitar 80 persen dibanding 2009, yakni data per Oktober sebanyak 37 ribu naker. Rencananya, pengiriman naker tahun. Peningkatan jumlah TKI itu dilakukan untuk mengurangi pengangguran. Pada triwulan pertama 2010, ditargetkan Disnakertransduk angka pengangguran bakal dikurangi 500-600 orang.

Pada 2009, pemprov mengklaim dapat menekan angka pengangguran Jatim 100 ribu orang dari 1,3 juta pada 2008, menjadi 1,2 juta pada 2009. TKI yang juga menjadi sumber devisa Jatim, pada 2008 mampu menghasilkan sekitar Rp 2,5 triliun. Selain itu, dari data Disnakerduk Jatim menyebutkan, hingga pertengahan 2009 terdapat lebih dari 4.300 TKI ilegal Jatim telah dipulangkan dari Malaysia. Mereka dikembalikan ke Indonesia, karena berangkat tak lewat PJTKI resmi. (Ronny & Tia)