BILD Surabaya-Pada Hari Jum’at, 1 Januari 2010 Pukul17:23:51 WIB Memasuki awal low season di bulan Januari 2010 sangat berimbas terhadap load factor (tingkat keterisian) maskapai penerbangan. Pasalnya, di bulan itu load factor maskapai penerbangan mengalami penurunan 25 hingga 30 persen dari kenaikan load factor sebesar 95 persen.
Branch Manager Sriwijaya Air area Surabaya Eri Suhaeri mengatakan low season terjadi selama 2 bulan antara Januari hingga Februari 2010 mengingat dua bulan itu sebagian besar masyarakat masih membikin bisnis plan di tahun 2010.
"Mengantisipasi low season kami melakukan strategi banting harga untuk menutupi cost operasional," katanya saat dikonfirmasi beritajatim.com, Jum'at (1/1/2010).
Menurut Eri Suhaeri, kendati selama dua bulan low season. Namun, bulan Juni hingga Juli terjadi peak season lagi sebab pada saat itu sebagian besar pelaku bisnis sudah mematangkan pengembangan usahanya dan bersamaan dengan libur sekolah.
"Dua bulan itu umumnya maskapai penerbangan menggonjot load factor-nya dengan menambah extra flight dan� tambahan rute penerbangan," paparnya.
Disinggung mengenai soal banting harga sebagai antisipasi menghadapi low season. Eri Suhaeri menjelaskan, strategi yang dijalankan Sriwijaya Air tidak melanggar aturan tarif batas bawah karena dimasukan dalam paket promo.
"Biasanya untuk low season kami menggelar paket promo tarif murah. Misalnya, rute Surabaya-Jakarta dibandrol Rp 480 ribu dan Rp 300 ribu untuk rute Surabaya-Denpasar," ungkapnya.
Lain halnya dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Pasalnya, saat menghadapi low season maskapai penerbangan 'plat merah' ini lebih fokus diarahkan menggarap paket wisata di setiap rutenya.
Menurut Public Relation Area Eastern Indonesia, Garuda Indonesia Erina Damayanti saat memasuki low season di bulan Januari 2010 pihaknya fokus menggarap paket wisata bekerjasama dengan anak perusahaan Garuda Holiday sebagai ujung tombaknya.
"Paket wisata yang kami tawarkan umumnya paket wisata keluarga," katanya.
Dia menambahkan, untuk tarif di setiap rute Garuda Indonesia tetap memberlakukan tarif normal. Contohnya, rute Surabaya-Jakarta tetap dibandrol mulai dari harga Rp 700 ribu sedangkan Surabaya-Jakarta mulai dari harga Rp 500 ribu.
"Dua rute ini menjadi parameternya karena termasuk load factor tertinggi dibanding rute lainnya," tambahnya.
Diakui Erina Damayanti, sebelum memasuki low season. Tingkat keterisian (load factor) Garuda Indonesia utamanya di rute Surabaya-Jakarta average mencapai 95 persen. Sedangkan saat low season 70 persen. Sementara itu rute Surabaya-Denpasar saat peak season mencapai 100 persen dan 80 persen pada waktu low season (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar