BILD Surabaya-Pada Hari Selasa, 26 Januari 2010 Pukul 13:09:20 WIB Menteri Perindustrian Ir Mohammad Sulaiman Hidayat pada Rabu (27/1) dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, dalam kunjungannya akan mencanangkan Klaster Industri berbasis Migas dan Kondesat di Jawa Timur bertempat di Aula Bank Pembangunan Daerah Jatim Jl. Basuki Rahmad Surabaya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim Ir Zaenal Abidin MM selaku wakil ketua panitia saat memimpin rakor persiapan Pencanangkan Klaster berbasis Migas dan Kondesat di Jawa Timur di Kantor Gubernur Jl Pahlawan, Selasa (26/1) mengatakan, Jatim dipilih menjadi klaster industri berbasis migas dan kondensat karena telah terdapat sentra produksi kondensat namun belum dikembangkan industri berbasis kondensat yang bernilai tambah, misalnya untuk bahan baku petrokimia.
"Jatim menghasilkan kondensat, tapi belum ada industri yang menggunakan kondensat digunakan untuk industri petrokimia," kata Zaenal.
Diungkapkannya, pemerintah akan mendorong Jawa Timur tetap sebagai kawasan dengan klaster berbasis gas. Klaster ini nantinya akan menghasilkan amoniak, etanol, serta urea sebagai salah turunan dan amonium nitrat. Pemerintah akan lebih menekankan pada pendekatan downstraeam amoniak dan melamin. Pengambangan kondensat di Jawa Timur akan dikembangkan untuk memperkuat industri aromatik.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jatim Ir Dewi J Putriatmi MSc mengatakan, kegiatan pencanangan klaster industri berbasis Migas dan Kondesat betul-betul bermanfaat bagi perkembangan industri migas di Jatim, setelah pencanangan oleh menteri diharapkan dilanjutkan dengan aksi memroses hasil produksinya.
Selain itu, pengembangan klaster serupa di Jatim akan mengembangkan industri berbasis gas yang akan memproduksi turunan amonia dan etanol. "Kalau konsepnya sudah selesai, maka akan segera diterbitkan Perpresnya," ujar Dewi.
Upaya itu, lanjutnya, ditempuh dalam rangka menggerakkan pertumbuhan sektor
manufaktur agar dapat menciptakan nilai tambah lebih besar. "Jika berhasil, klaster-klaster industri berbasis kekayaan alam wilayah tadi diusulkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK)," terangnya.
Sementara Ketua Kadin Jatim Ir La Nyala Matalitti mengatakan, pihaknya menyatakan siap mendukung Jawa Timur dalam upaya menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, Kadin juga siap memback-up untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat transaksi di Indonesia
Menurutnya, pengusaha Indonesia menyadari bahwa dunia usaha nasional yang tangguh merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang sehat dan dinamis dalam mewujudkan pemerataan, keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dalam percaturan perekonomian regional dan internasional.
Oleh karena itu, Jatim sebagai barometer pertumbuhan perekonomian nasional, sudah saatnya untuk dapat berkiprah lebih luas dalam mengambil peran sertanya untuk kemakmuran bersama.
Hal ini juga sesuai dengan amanat dan semangat Pasal 33 UUUD 1945 sebagai landasan konstitusional pembangunan di bidang ekonomi, maka pengusaha Indonesia dengan dilandasi jiwa yang luhur, bersih, transparan, dan profesional, serta produktif dan inovatif harus membina dan mengembangkan kerja sama sinergistik yang seimbang dan selaras, baik sektoral dan lintas-sektoral, antar-skala, daerah, nasional maupun internasional. Semua itu dilakukan dalam rangka mewujudkan iklim usaha yang sehat dan dinamis untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha yang seluas-luasnya bagi dunia usaha Indonesia dalam ikut serta melaksanakan pembangunan nasional dan daerah di bidang ekonomi.
Peresmian Pabrik Air Minum Santri di Ponspes Sidogiri Pas(Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar