BILD SURABAYA-Pada Hari Rabu, 27 Januari 2010 13:09:10 WIB Provinsi Jawa Timur akan menjadi pusat klaster industri berbasis migas dan kondensat (hasil kondensasi komponen berat gas alam,red). Ini merupakan kepercayaan nasional, sekaligus bentuk dukungan pemerintah pusat untuk mendorong Jatim menjadi pusat kawasan industri baru di Kawasan Timur Indonesia
Menteri Perindustrian Ir MS Hidayat saat Mencanangkan Klaster Industri Berbasis Migas Dan Kondesat di Jawa Timur di Aula Bank Jatim Jl. Basuki Rahmat Surabaya, Rabu (27/1) sore mengatakan, terpilihnya Jatim menjadi pusat klaster industri berbasis migas dan kondensat adalah hal yang sangat tepat. Selama ini Jatim memiliki seluruh komponen yang diperlukan. Mulai dari komponen industri penghasil bahan baku hingga industri hilirnya, seperti industri petrokmimia di Gresik.
"Jatim selama ini merupakan daerah penghasil bahan baku. Terpilihnya Jatim menjadi pusat klaster industri bernasis migas dan kondensat akan memberikan nilai tambah bagi Jatim," kata MS Hidayat.
Pada 1995, Petrokimia Gresik merupakan industri kimia terbesar di Asia. Pada saat itu, Petrokimia mampu memproduksi sekitar 1 juta ton per tahun. Sementara Malaysia hanya mampu memproduksi sekitar 230.000 ton per tahun, Thailand sebesar 800.000 ton per tahun, dan Singapura sebesar 300.000 ton per tahun.
Namun, saat ini, Petrokimia hanya mampu memproduksi 2,6 juta ton per tahun. Sementara Malaysia sudah menjadi 4 juta ton per tahun, Thailand 1`2 juta ton per tahun, dan Singapura sebesar 9,8 juta ton per tahun.
"Saat ini Indonesia tertinggal jauh karena tidak ada perkembangan yang cukup signifikan. Dan program ini akan menjadi program percepatan pembangunan Jatim sebagaio salah satu daerah berbasis migas," katanya.
"Saya yakin ini akan menjadi peluang industri berbasis migas dan kondensat untuk bisa menguasai pasar dalam negeri," lanjutnya.
Menurutnya, kini pemerintah memang tengah mengembangkan industri berbasis migas dan kondensat. Ada dua daerah yang dicanangkan menjadi klaster industri tersebut, yakni di Jawa Timur dan Kalimantan Timur, kegiatan ini termasuk sebagai Program 100 Hari Departemen Perindustrian.
”Pencanangan ini juga sebagai jawaban atas keinginan dan semangat yang kuat untuk melakukan percepatan pembangunan provinsi Jatim sebagai pusat industri berbasis migas dan kondesat di Indonesia,” Ungkap Hidayat..
Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo mengatakan, kontribusi Jawa Timur terhadap perekonomian nasional mencapai 16 %, dan salah satu yang ikut berpartisipasi menggerakan roda perekonomian adalah para pengusaha. Sedangkan sektor Industri yang menggerakan ekonomi Jatim sebesar 27,82 %, apabila pusat memberikan insentif terhadap industri maka akan naik diatas 30 %.
Jawa Timur dipilih menjadi klaster industri berbasis migas dan kondensat karena telah terdapat sentra produksi kondensat, namun belum dikembangkan menjadi industri yang bernilai tambah, misalnya untuk bahan baku petrokimia.
Saat ini memang sudah ada klaster industri migas yang sudah berkembang di wilayah lain seperti Kaltim, dan bahkan belakangan muncul ide untuk menambahkan yaitu Banten dan Jawa Barat, “Tapi kita tidak perlu ragu, potensi gas bumi di Jatim masih sangat besar, karena itu pencanangan Jatim sebagai klaster industri berbasis migas ini sangat tepat untuk kepentingan ekonomi Jatim dan nasional di masa depan," Imbuh Pakde
Tidak sedikit efek ganda klaster industri berbasis migas dan kondensat ini. Antara lain, penguatan struktur industri kimia, pertumbuhan sub sektor ekonomi lainnya, pengembangan wilayah industri, proses alih teknologi, perluasan lapangan kerja, penghematan devisa, perolehan devisa dan peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah.
Sekedar diketahui, acara pencanangan klaster industri berbasis migas dan kondesat di Jawa Timur itu ditandai dengan penandatanganan piagam oleh menteri Perindustrian dan Gubernur Jawa Timur yang disaksikan oleh 200 undangan terdiri dari anggota Kadin para tokoh masyarakat serta muspida Pemprov Jatim. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar