BILD SURABAYA-Pada Hari Kamis, 14 Januari 2010 Pukul 03:10:27 WIB
Jawa Timur setiap harinya kekurangan sebanyak 650 ton susu. Kekurangan itu merupakan untuk industri pengolahan susu dan juga pemenuhan bagi kebutuhan masyarakat.
Sekertaris Dinas Peternakan Jatim, Heny Muhardini, saat dikonfirmasi, Kamis (14/1) mengatakan, kebutuhan susu tiap harinya di Jatim sebanyak 1.600 ton, namun untuk pemenuhan tersebut hanya 950 ton yang dapat terpenuhi.
“Kekurangan susu sebanyak 650 ton per hari ini selain menjadi masalah, namun juga menjadi peluang bisnis yang bagus. Dengan kekurangan itu, prospek untuk membuat usaha peternakan sapi perah sangat menjanjikan,” jelasnya.
Saat ini, populasi sapi perah di Jatim sebanyak 124 ribu ekor. Hasilnya sebanyak 950 ton susu. Upaya yang dilakukan Disnak Jatim adalah mengimpor sapi perah betina yang sebagian besar berasal dari Australia, juga memberi alat pengolahan pakan ternak bagi peternak dalam skala usaha kecil. Upaya ini untuk membantu peternak guna meningkatkan produksi susu agar dapat memenuhi kebutuhan susu di Jatim.
Gemar Minum Susu
Sedangkan untuk meningkatkan masyarakat gemar minum susu, maka pemprov melakukan gerakan minum susu bagi masyarakatnya. Namun, tidak sembarang susu karena selain sebagai sumber protein, susu juga merupakan tempat yang baik untuk perkembangan mikroba.
Heny menjelaskan, susu segar yang baru saja diperah dari sapi ataupun kambing dapat mengalami perubahan kualitas apabila tidak diperlakukan secara benar, sehingga manfaat gizi yang ada dapat terjaga dengan benar dan higienis semenjak diperah.
Susu sapi yang rusak akan mengalami penurunan kualitas diakibatkan pengaruh suhu penyimpanan, ditandai dengan perubahaan warna dari warna aslinya dan baunya pun tidak khas seperti susu segar. Bila diuji di laboratorium akan ditemukan cemaran mikroba yang tdak sesuai dengan SNI (Standarrt Nasional Indonesia), dan susu seperti ini tidak layak dikonsumsi oleh konsumen bahkan akan berdampak negatif bagi yang meminumnya.
Sesuai standar SNI, susu segar harus organoleptiknya tidak berubah, warnanya putih kekuningan, bau dan rasanya khas susu segar, sedangkan cemaran mikroba ditetapkan dibawah maxsimal 1x10 pangkat 6 CFU/ml. Biasanya susu segar akan menurun kualitasnya jika dalam 3 jam tidak didinginkan, sehingga akibatnya mikroba akan berkembamg dengan cepat dan akhirnya kualitas susu menurun.
Lebih lanjut ia menjelaskan, susu sebagai makanan bergizi, namun juga menjadi tempat yang baik untuk perkembangan mikroba. kualitas susu segar menjadi tidak berkualitas jika disimpan pada suhu tinggi (20-30 derajat C). Susu yang disimpan pada suhu 4 derajat C mampu bertahan kualitasnya sampai lebih 100 jam, pada suhu 10 derajat tahan tahan 89 jam , pada suhu 15 derajat tahan 35 jam.
Pada suhu 20 derajat C maka susu tahan simpan sampai 19 jam dan pada suhu 30 derajat C maka susu tahan sampai 11 jam, demikian pula jumlah mikroorganismenya juga akan berubah setelah waktu 24 jam. biasanya waktu simpan susu yang ideal jika susu tersebut untuk diolah adalah jika kadar mikroorganisminya tidak melebihi 1x10 pangkat 6 CFU/ml.
Biasanya di tempat penampungan susu (TPS) idealnya dengan 1-5 derajat C dalam waktu 4 jam, dan kualitas susu yang dihasilkan sebenarnya tidak terlepas dari perlakuan dari mulai kebersihan ternak, peternak dan pengumpul susu. dekian pula peralatan yang digunakan, proses penampungan susu dan penanganan rantai dingin susu.
Susu segar mengandung protein dan calsium standar dalam jumlah cukup yakni mengandung 11 asam amino esensial, dan kadar calsium sekitar 1,15 gram Ca tiap 1 liter susu, dan jumlah ini memenuhi kebutuhan orang dewasa yakni 1,0 gram /hari, wanita hamil, bayi, balita dan anak-anak perlu 1,0 gram/hari demikian ibu-ibu menyusui perlu 2,0 gram/hari.
Biasanya pengawetan susu dilakukan dengan berbagai cara seperti pasteurisasi atau disimpan pada suhu dibawah 5 derajat C dan dalam kondisi tertutup rapat, begitu tutupnya dibuka maka susu segera diminum. sistem UHT yakni susu disimpan pada suhu dibawah 5 derajat C tapi dalam keadaan terbuka, dan jika ditempatkan pada susu kamar maka harus segera diminum.
Demikian pula pengawetan dalam bentuk susu kental manis yang biasanya disimpan pada suhu dibawah 7 derajat C. jika kemasannya dibuka maka susu harus segera dikonsumsi. penanganan susu yang higienis merupakan cara melindungi konsumen terhadap mikroba patogen.(Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar