BILD SURABAYA-Pada Hari Jumat, 4 Juni 2010 Pukul 08:10:28 WIB Petani Jatim yang tergabung dalam Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) kecewa atas penundaan pertemuan Forum Nasional (Fornas) II tahun 2010 di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Ketua P4S Jatim, Ir Totok Sudarianto, Jumat (4/6) mengatakan, semula, kegiatan tersebut sedianya akan diselenggarakan pada 18-21 Juni. Namun karena pada tanggal tersebut bersamaan dengan Munas salah satu partai politik dimana Menteri Pertanian, Suswono akan menghadirinya. Makan Fornas P4S ditunda hingga belum jelas waktu penggantinya.
Surat penundaan acara tersebut telah diterima pengurus P4S Jatim. Akibatnya, persiapan kontingen yang kini telah mencapai 85% tersia-siakan. Beberapa persiapan, antaralain berupa stand pameran hasil produk hortikultura yang siap dikirimkan untuk diikutsertakan dalam pemeran, tiket pesawat yang telah dipesan dengan ratusan peserta, serta materi pelatihan dari petani teladan di Jatim.
Dikatakannya, kegiatan Fornas sebenarnya telah dipersiapkan sejak dua tahun lalu. Lamanya persiapan karena memilih lokasi untuk tempat pertemuan antar petani, serta penyiapan materi untuk kegiatan. Selain itu, juga mempertimbangkan sarana menuju lokasi yang mudah dijangkau petani.
Selama Fornas P4S II-2010 akan diselenggarakan kegitan-kegiatan, antara lain dialog interaktif langsung bertatap muka dengan Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Mendiknas, Menakertrans, Menpora, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Komisi IV DPR-RI dan Gubernur Sulsel. Dalam dialoginteraktif ini Menteri Pertanian didampingi oleh seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Kegiatan lain berupa, pameran dan temu usaha, unjuk keunggulan P4S, pengembangan manajemen bagi pengelola P4S, seminar nasional P4S, studi banding, sosialisasi pedoman pembinaan kelembagaan pelatihan swadaya, upacara Hari Krida Pertanian (HKP) dan Penutupan.
Kegiatan tersebut diharapkan setelah mengikuti Fornas pengelola P4S dapat bertukar pikiran, pengalaman, dan wawasan dalam meningkatkan pengelolaan. Terpromosikannya P4S dan pelatihan-pelatihan yang ditawarkan oleh P4S, serta terjalinnya kemitraan antar sesama pengelola maupun diantara lembaga dengan pihak pemerintah dan swasta juga menjadi harapan adanya kegiatan itu. Diperolehnya hasil evaluasi program kerja FK-P4S periode 2007-2009; dan terbentuknya program kerja FK-P4S periode 2010-2013 juga menjadi agenda utama pertemuan tersebut.
P4S adalah lembaga pendidikan di bidang pertanian dan pedesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani-nelayan baik secara perorangan maupun berkelompok, dan bukan merupakan instansi pemerintah.
Terselenggaranya program-program pelatihan bagi para petani-nelayan di bidang pertanian, perindustrian dan usaha pedesaan lainnya secara teratur dan berkesinambungan. Organisasi P4S adalah sederhana dan dikembangkan sesuai kebutuhan.
Manajemen P4S juga mampu mengakomodasi bentuk pelatihan yang bersifat permagangan yang menekankan pada keakraban dan kekeluargaan antara peserta pelatihan dan pengajar/induk semang. Sebagai lembaga swadaya masyarakat P4S dapat bernaung di bawah badan hukum yang berbentuk yayasan atau koperasi (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Salam Tani
BalasHapusYa wajarlah kecewa tentang penundaan itu namun yang lebih mengecewakan adalah kedisiplinan para peserta itu sendiri yang telah membubarkan diri sebelum ditutup secara resmi. Kebetulan sy ikut di acara tersebut.
Pelaksanaan Fornas II P4S yang berlangsung di Kab. Takalar, setidaknya masih acara sekedar rutinitas, kelihatan tanpa makna guna memberdayakan petani, terlalu di monopoli oleh BBPP dalam event, jadinya kreatifitas para lembaga, mislanya LM3 (yg menjadi peserta) juga termasuk para penyuluh sendiri tanpa mendapat arti yang fundamental dalan acara tersebut, hanya sekedar seremoni belaka. Akhirnya mubadzir anggaran.
Namun terlepas koreksi diatas, paling yg dirasakan adalah makna silaturrahim saja, tanpa adanya pertukaran pengalaman dan pengetahuan (teknologi), acara monoton pameran tanpa roh.
Terbukti pameran ditutup jumat 23 juli, namun peserta pada bubar kamis, arena pamenran sudah kosong….memalukan saja……..
Ini jadi PR kita bersama, yang perlu diminimalisir pola sedemikian ini, PR bagi BBPP itu sendiri dan haruslah profesional tanpa mengendepankan kepentingan pribadi…..
Hal dialog interaktif di arena Fornas II tersebut, rasanya masih kurang karena materi klasik saja…ya KUR dan bentuk bantuan lainnya, namun tidak mencermati apa geliat petani yang sebenarnya di lapangan….Ah seremoni saja, kebetulan sy ikut di acara tersebut, jd sy bukan subyektif sobat tani Indonesia.
Maju Petani Indonesia