Bild Surabaya – Pada Hari Rabu, 16 Juni 2010 pukul 10.00 WIB Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kementrian Pekerjaan Umum mengadakan dialog antar stakeholder “Percepatan Penyediaan Air Minum Perkotaan melalui pinjaman Perbankan Nasional” berdasarkan Perpress No. 29 tahun 2009.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan dialog antar stakeholder (pusat/daerah) untuk menghilangkan hambatan dan memperlancar proses pinjaman PDAM pada perbankan. Acara dialog percepatan penyediaan air minum melalui pinjaman perbankan nasional (Perpres No. 29 tahun 2009) akan dilaksanakan secara regional di 4 lokasi yaitu Jakarta, Semarang, Denpasar dan Surabaya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para stake holder yang terkait dengan penyelenggaraan SPAM dapat memahami kebijaksanaan pemerintah dalam mempercepat penyediaan air minum melalui pinjaman perbankan nasional agar tercapainya kesepakatan dari para stakeholder yang terkait dengan penyelenggaraan SPAM dalam proses pengajuan pinjaman ke perbankan.
Yang menjadi target sasaran pelaksanaan dialog ini adalah para stakeholder yang terlibat dalam pendanaan dan penyelenggaraan SPAM seperti gubernur, walikota / bupati, ketua DPRD kab/kota, kepala Bappeda, kepala Dinas PU kota / kab / provinsi, perbankan, ketua perpamsi dan direktur PDAM.
Direktur Jenderal cipta karya Bpk Budi Yuwono Prawiro Sudirjo mengatakan kepada wartawan Bild Surabaya. Pemerintah akan menyusun ulang dan memperbarui sistem kinerja PDAM kepuasan masyarakat.
Jumlah PDAM di Indonesia 320 lokasi dan PDAM yang sehat 104 lokasi sedangkan sisanya PDAM kurang sehat.
Bpk Budi Yuwono mengajak masyarakat untuk bersama menjaga kebersihan di penampungan air dengan tidak membuang sampah/kotoran ke tempat penampungan, jangan memotong siklus air yaitu masyarakat, dihimbau jangan menebang pohon dengan seenaknya dll.
PDAM perlu benahi sistem kinerja dan sistem manajemen dengan cara yaitu Direktur PDAM harus dipilih degan cermat dan SDM nya lebih tinggi dari Direktur PDAM sebelumnya dalam bidangnya, restratuktur hutangnya, karena PDAM memiliki hutang Rp 4.3 triliun, PDAM selama ini kekurangan dana segar karena APBD kurang, bunga bank sangat tinggi dan sulit untuk meminjam uang/dana segar, maka menteri PU bekerja sama dengan BRI, BNI, Bank Jabar, Bank Mandiri, untuk mendanai proyek-proyek yang dilakukan oleh PDAM dengan suku bunga rendah, mudah dan dijamin oleh pemerintah pusat, dana yang sudah keluar sebesar Rp 3.7 triliun, terdiri dari BRI memberikan kredit sebesar 1,8 triliun, BNI memberikan kredit sebesar 1.8 triliun, Bank Jabar memberikan kredit sebesar 100 milyard sedangkan Bank Mandiri baru bekerja sama dengan menteri PU.
Bila PDAM tidak bisa bayar/gagal dalam operasi keuangan maka pihak Bank akan meminta pertanggungjawaban ke Menteri PU, Ujar Bpk Budi Yuwono (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar