BILD SURABAYA-Pada Hari Rabu, 7 Oktober 2009 pukul 9:00:18wib Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Pertanian (distan) tahun 2010 menargetkan produksi mencapai 11,744,009 ton gabah kering giling (GKG). Dari target tersebut, luas areal sawah yang menjadi pengembangan mencapai 1,869,572 ha. Pada lahan yang ditargetkan menjadi pengembangan, luas areal panen mencapai 1,795,171 ha.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Distan Jatim, Ir Nur Falakhi di kantornya, Rabu (7/10) mengatakan, target tersebut merupakan data kesepakatan areal tanam yang sebelumnya telah diketahui oleh pemerintah kabupaten/kota serta pemerintah pusat. “Dengan angka target tersebut, paling tidak pemerintah kabupaten/kota yang nantinya daerahnya menjadi proyeksi pengembangan mulai saat ini mulai bersiap-siap untuk mewujutkan, katanya.
Dikatakannya, target tersebut optimistis akan tercapai. Optimistis cukup mendasar, karena pada tahun 2009 target produksi gabah di Jatim terpenuhi bahkan terlampau hingga surplus. Tahun 2010, produktivitas padi yang diharapkan dapat mencapai 65.42 kuintal/ha. Angka target produktivitas tersebut lebih besar dibandingkan target pada tahun 2009 yang mencapai 63.69 kuintal/ha.
Sikap optimisme terpenuhinya target produksi pada tahun 2010 juga dilandasi makin mulai sadarnya para petani menggunakan bibit unggul atau hibrida. Makin tahun kualitas sumberdaya manusi petani di Jatim meningkat. Dengan meningkatnya kuaitas SDM tersebut, ini akan berdampak pada upaya mereka meningkatkan hasil produksi padinya agar lebih menibgkat.
Dengan menanam padi hibrida diharapkan peningkatan produksi beras nasional tidak memerlukan investasi untuk peluasan lahan sawah yang biayanya mahal dan sering menimbulkan konflik sosial maupun lingkungan. Pemerintah telah memfasilitasi pengembangan areal penanaman hibrida dengan pelepasan beberapa varietas hibrida baru, bantuan benih hibrida untuk petani, dan ijin impor benih padi hibrida dari luar negeri. Pengusaha benih padi juga telah mulai bergerak untuk menyediakan benih hibrida yang dijual dengan harga antara Rp 35.000/kg hingga Rp 50.000/kg.
Teknologi hirida adalah upaya manusia untuk merekonstruksi seluruh pasangan gen pada tanaman menjadi heterozigot, dengan jalan membuat benih berasal dari persilangan. Dampak dari seluruh pasangan gen-gen yang heterozigot tersebut adalah timbulnya gejala heterosis, yaitu produktivitas tanaman hibrida melebihi produktivitas varietas non-hibrida.
Tahun 2009, target surplus beras pada tahun 2009 sebesar 4 juta ton yang dilakukan dengan menaikkan produktivitas hingga 61,79 kuintal/hektare. Upaya menaikkan produktivitas dilakukan dengan meningkatkan program intensifikasi pertanian, meliputi penggunaan bibit padi hibrida, penambahan alokasi pupuk organik dan anorganik, Cooperatif Farming atau penguatan kelembagaan kelompok tani di 29 kabupaten, serta menggalakkan program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).
Target surplus juga tidak lepas dari alokasi pupuk bersubsidi, meliputi Pupuk Urea 1.083.419 ton, Pupuk ZA 384.602 ton, Pupuk Superpos 176.000 ton, Pupuk NPK 280.000 ton. Meksi alokasi pupuk yang setiap tahunnya selalu berkurang, namun tahun ini pemerintah menerapkan Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di tiap-tiap kelompok tani. Dengan pola tersebut, diharapkan pupuk sampai sasarannya. Terhadap penyediaan benih padi hibrida, pada 2009 pemerintah mengalokasikan 200.000 ton dari tahun 2008 yang hanya 167.000 ton.(Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar