Minggu, 04 Oktober 2009
PASCA GEMPA SUMATERA, RS DR SOETOMO KIRIM 22 TIM MEDIS
BILD SURABAYA-Pada Hari Jum’at 2 Oktober 2009 pukul 12:45:20 wib Pasca terjadinya gempa bumi di wilayah Pulau Sumatera yakni Sumatera Barat dan Jambi yang merenggut ratusan jiwa dan hancurnya rumah penduduk, menarik perhatian dari kalangan rumah sakit dan akademik di Jatim. Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo mengirimkan 22 tim medisnya ke lokasi yang terkena bencana.
Direktur RSUD dr Soetomo Dr dr Slamet Riyadi, usai melepas keberangkatan tim relawan medis di kampus C Unair, Sabtu (3/10) mengatakan, pengiriman ini sebagai wujud simpati terhadap para korban bencana. Pihak RS dr Soetomo bekerja sama dengan Unair telah memberangkatkan 22 tim medis ke lokasi tersebut.
Menurutnya, 22 orang itu terdiri dari 3 dokter bidang orthopedi, 2 bidang anestesi, 3 dokter bedah umum, 1 dokter umum, 2 tim forensik, 2 psikolog, 2 dokter kesehatan masyarkat, 2 perawat, 2 brigade siaga bencana, dan 1 mahasiswa. Sedangkan, peralatan medis yang dibawa yakni peralatan operasi, obat-obatan, alat-alat medis, dan makanan.”Kendaraan operasional belum. Tunggu laporan selanjutnya, kalau perlu kita kirim,” katanya.
Slamet berharap agar tim relawan ini tidak hanya menjadikan pengirimannya untuk berwisata bencana. Akan tetapi, harus dapat mengupayakan terhadap tugas-tugas yang harus dikerjakan saat menghadapi dan mengevakuasi para korban. “Jangan sampai hanya menjadi wisata bencana. Harus bergerak apa yang harus dikerjakan,” tegasnya.
Pembekalan yang telah dibawa ini diupayakan mampu mengobati korban, sehingga tidak bergantung kepada tim medis lainnya. Maka, dalam satu tim harus saling melakukan koordinasi terhadap tindakannya. Di sisi lain, tim ini harus terus berkomunikasi dengan pihak rumah sakit Dr Soetomo tentang perkembangan selanjutnya. "Peralatan harus dari bawaan sendiri, jangan pinjam. Semua harus mengutamakan keselamatan masing-masing, tetapi jangan abaikan korban. Dalam tas itu ada obat yang mampu bertahan untuk 24 jam. Dan saling koordinasi perkembangannya, “paparnya.
Sebelum menerjunkan relawan, pihaknya menggali informasi bahwa korban terbanyak mengalami patah tulang, dan korban meminta untuk dibedah. Untuk menanganinya dalam kondisi darurat, tim medis akan mendirikan tenda penampungan korban yang juga merangkap rumah sakit tenda.
Pihaknya mengirim dokter-dokter ke medan gempa untuk mengobati masyarakat yang mengalami patah tulang. Sebab, kebanyakan korban terkena reruntuhan bangunan rumah. Begitu juga sebaliknya, pengiriman psikolog bertujuan untuk menenangkan korban yang mengalami trauma akibat peristiwa alam itu. “Dalam hal ini juga dikirimkan manajer kesehatan untuk pembenahan manajemen rumah sakit/pukesmas di sana akibat gempa,” ujarnya.
Pemberangkatan yang melalui pesawat Sriwijaya Air ini akan berakhir masa tugasnya pada 13 Oktober. Namun, pihak RS juga akan kembali pengiriman relawan pada gelombang kedua.”Gelombang berikutnya tunggu pengkoordinasiaan selanjutnya mengenai perkembangan. Mungkin 2 minggu mendatang,” terangnya.
Wakil Direktur Pelayanan Medik (Wadir Yanmed) RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpB KL mengungkapkan, sebelum memberangkatkan, kemarin telah melakukan rapat perwakilan tim di ruang pertemuan lantai 4 Instalansi Gawat Darurat (IRD) RSUD dr Soetomo.
Tim tanggap darurat gabungan ini memiliki masa tugas dua pecan di Padang dan Pariaman. Begitu masa tugas berakhir, akan diganti tim lanjutan yang terdiri dari mahasiswa, psikolog, dan bagian kesehatan masyarakat.
Rektor Unair Prof Dr Fasichul Lisan menjelaskan, para relawan harus tetap mengutamakan kesehatannya.Di sisi lain mahasiswa yang juga ikut dalam momen ini tidak harus melupakan pendidikannya.” Saya akan berkoordinasi dengan pusat, terkait mahasiswa yang bertugas ini. Kan jam pelajarannya terpotong,” ungkapnya
Fasich mengungkapkan, ada beberapa perguruan tinggi yang juga terkena gempa. Mahasiswa yang ikut terjun akan melaksanakan atau membantu evakuasi terhadap masyarakat di sana. Maka, harus mengupayakan pengkoordinasian antara satu timnya dengan tim lainnya di satu lingkungan. “Semoga diberi kesehatan lahir batin,” tegasnya.
Terkait pembiayaan, pihaknya tidak mempermasalahkan. Total bantuan yang telah terkumpul mencapai Rp 50 juta. Bantuan uang ini berasal dari Unair, dan RS Dr Soetomo.” Soal biaya mudah diatur. Terus berkoordinasi dengan lainnya,” ujarnya.(Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar