BILD SURABAYA-Pada Hari Kamis, 22 Oktober 2009 pukul 9 wib Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sepakat bersama dengan pemerintah kab/kota di Jatim untuk menuntaskan jumlah buta huruf dan buta aksara di Jatim. Rencananya, prioritas pembangunan pendidikan ini dimulai pada tahun 2010 mendatang.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Dr Rasiyo usai membuka acara Sosialisasi Program Prioritas Pembangunan Pendidikan Provinsi Jatim Tahun Anggaran 2010, di Hotel The Sun, Sidoarjo, Kamis (22/10) mengatakan, pertemuan ini dalam rangka melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap program pembangunan. Karena sebelumnya, program pembangunan Jatim ini sudah disepakati oleh pemerintah kab/kota. “Pada waktu itu, bupati dan walikota se-Jatim telah diajak pembicaraan dan diberikan penjelasan mengenai program ini,” ujarnya.
Dia menuturkan, pembicaraan anatara pemerintah kab/kota setempat dengan Pemprov Jatim itu mengenai berbagai hal. Pertama, mengenai pelayanan di bidang pendidikan. pada pendidikan ini, dijelaskan bagaimana cara melakukan bersama untuk memenuhi hal layanan dasar kepada warga masyarakat Jatim seperti halnya wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
“Dalam hal ini, pemerintah provinsi mengupayakan meningkatkan kesejahteraan para guru, karena pendidikan dasar 9 tahun itu harapannya meningkatkan mutu pendidikan,” katanya.
Untuk menjadikan bermutu itu, kata Rasiyo, berbagai hal yang harus diperhatikan. Salah satu hal yang harus dikedepankan adalah gurunya harus berkualitas, kesejahteraan gurunya harus lebih baik khususnya guru swasta yang dibantu Rp 300 ribu.
Selain itu, anak-anak yang belajar dipondok pesantean, mulai Madrasah Diniyah salafiyah ula (setingkat SD), Diniyah Salaiyah wustho (setingkat SMP) itu juga akan dibantu yang didasarkan murid. Untuk setingkat SD dibantu Rp15 ribu, dan setingkat SMP dibantu Rp 25 ribu. “Itu semuanya sudah sepakat bersama tapi dengan pemerintah kab/kota setempat,” paparnya.
Lebih lanjut Rasiyo mengatakan, anak-anak sekolah nantinya akan diberikan tambahan mata pelajaran seperti PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Pemberian tambahan pelajaran ini untuk menghilangkan anggapan Jatim banyak buta huruf. Nantinya, pembelajaran santri nantinya disusupi dengan pembelajaran menambah mata pelajaran tertentu sehingga anak-naak ini tidak dianggap buta huruf.
Mengenai penuntasan buta aksara, pada tahun 2010 akan membantu 350 ribu warga masyarakat Jatim yang buta aksara, terutama yang diproritaskan usia 45-65 tahun. Sedangkan yang usianya 65 tahun keatas harus ada metode yang secar khusus karena yang diajari kebayakan orang yang sudah tua.
”Pada umumnya orang yang sudah tua itu disuruh belajar sulit makanya akan dibutakan metode khusus tentunya dengan cara mengaji bersama yang diselingi dengan tulisan latin. Dengan cara seperti itu, kata Rasiyo, kelompok yang usia 65 tahun keatas itu bisa membaca huruf latin sehingga akan mengurangi butu huruf di Jatim,” tuturnya. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar