BILD SURABAYA-Pada Hari Senin, 5 Oktober 2009 pukul 15:27:14wib Ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh Unesco, membuat geliatnya sangat tampak diberbagai acara. Salah satunya pada acara Jatim Festival Produk Unggulan 2009, yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Pemprov Jatim ke-64. Semua pejabat dan tamu undangan menggunakan baju batik. Berbagai corak dan warna mewarnai acara yang digeber di Kenpark Pantai Ria Kenjeran Surabaya.
Begitu juga di stand pameran, hampir disemua stand memamerkan batik khas daerah masing-masing. Hal ini menjadi bukti bahwa batik saat ini sedang booming atau menggeliat setelah ada penetapan dari Unesco.
Gubernur Jatim H Sooekarwo mengungkapkan, batik sangat cocok dipakai di daerah tropis seperti di Jatim. Karena baju batik lebih hangat dibanding baju jas yang terasa lebih panas. “Kita sangat bersyukur karena pada 2 Oktober lalu telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Untuk itu, saya menghimbau kepada masyarakat terutama pemerintah daerah, karyawan dan staf di kabupaten/kota untuk menggunakan seragam batik. Nanti akan ada surat edaran gubernur,” katanya.
Sementara itu, Hartono, salah satu pengusaha batik asal Tulangan Sidoarjo saat ditemui di standnya Senin (5/10), mengatakan, geliat batik sangat dirasakan olehnya, bahkan ia mengaku kebanjiran order. Pembeli berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Makasar, Cirebon, Bali, Bandung dan Surabaya. Bahkan, menurut Hartono, beberapa waktu lalu pihaknya menerima pesanan batik sebanyak satu kontener. Tapi, karena pesanannya terlalu banyak, ia tak berani menyanggupi atau menolaknya. “Pesannya terlalu banyak, jadi saya tak berani langsung mengiyakannya, karena tenaga pembatik saya terbatas. Katanya mau diekspor, tapi lewat Bali,” jelasnya.
Menurutnya, setelah ada peraturan PNS wajib menggunakan batik dan ada penetapan dari Unesco, lonjakan pesanan hingga mencapai 100 persen lebih. Jika sebelumnya hanya 600 hingga 800 potong perbulannya, sekarang diperkirakan mencapai 2.000 potong. “Jika dinominalkan, nilainya mencapai Rp 300 juta-400 juta pendapatan sekarang, kalau dulu sekitar Rp 100 juta. Jadi dengan adanya pengakuan dari dunia itu, berkah bagi kami pengusaha batik,” ungkapnya.
Dalam pameran ini, Hartono digandeng Dinas Koperasi Surabaya. Ia sangat berterima kasih karena telah mendapatkan satu stand di Jatim Festival Produk Unggulan. Karena dengan acara ini, usaha batik yang digelutinya dapat dikenal masyarakat luas.
Hal yang sama juga dirasakan Uswatun Hasanah, pengusaha batik Gedog dan batik biasa Sekar Ayu dari Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Menurutnya, ada lonjakan yang signifikan setelah ada penetapan dari Unesco. “Lonjakan itu sangat saya rasakan, penjualan kain batik kami meningkat. Semoga dengan ikut pameran ini batik Sekar Ayu saya bisa dikenal masyarakat luas,” ungkapnya. (Ronny&Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar