Kamis, 11 Februari 2010
Investasi Rp 794 M, Mandiri Benahi Sistem TI
BILD JAKARTA – Pada Hari Kamis, 11 Februari 2010 Perbankan memperketat proteksi dana nasabah menyusul maraknya aksi pembobolan rekening via ATM. Terkait dengan masalah proteksi tersebut, PT Bank Mandiri Tbk akan menginvestasikan dana USD 85 juta atau sekitar Rp 794,75 miliar. Dana tersebut bakal dialokasikan untuk memperkuat sistem teknologi informasi (TI) dan keamanan. Tujuannya, tidak terjadi kasus yang berhubungan dengan kesalahan sistem.
"Itu juga proteksi agar kasus yang pernah dialami kantor cabang Bank Mandiri di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, tak terulang," tutur Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo kemarin (10/2).
Sebelumnya, memang muncul kasus heboh pada tabungan seorang nasabah Kantor Cabang Bank Mandiri Pare-Pare yang bernama Alimin. Tabungan sebesar Rp 5 juta miliknya tiba-tiba menggelembung menjadi Rp 13 triliun saat di-print out.
"Kalau itu (kasus Alimin, Red), mungkin ada kesalahan teknis. Itu sudah diselesaikan," paparnya. Agus menuturkan, kesalahan teknis merupakan suatu hal yang lazim. Pasalnya, sistem TI juga dibuat oleh manusia. "Tapi, saat ini kami confidence (percaya diri, Red) dengan sistem yang kami miliki," tegasnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menyinggung kredit pembiayaan industri pertahanan bagi badan usaha milik negara (BUMN) strategis. Kredit tersebut masih terhambat berbagai masalah. Konsorsium perbankan menganggap masih ada tiga faktor yang menghambat pembiayaan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan. Yakni, belum dikeluarkannya peraturan menteri keuangan soal penjaminan pemerintah, pembiayaan alutsista multiyear, dan diperbolehkannya institusi Kementrian Pertahanan sebagai debitor perbankan.
(TIM)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar