BILD SURABAYA- Pada Hari Senin, 3 Mei 2010 Pukul 07:12:32 WIB Pemerintah Propinsi (PEMPROP) JATIM bersama dengan Dinas Pendidikan & Kebudayaan (DINAS P & K) propinsi JATIM merayakan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tahun 2010 di Tugu Pahlawan Surabaya.
Semangat pendidikan nasional (Diknas) harus mampu membangun insan Indonesia yang cerdas, kompetitif, berkeadilan, bermutu, sesuai kebutuhan masyarakat lokal dan global guna membangun peradaban bangsa Indonesia dalam kancah pergaulan dunia.
Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh dalam sambutannya yang dibacakan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo saat bertindak sebagai Inspektur Upacara Peringatan Hardiknas 2010 di Tugu Pahlawan Surabaya dan mengatakan, rencana strategis pendikan nasional ke depan bertumpu pada terselenggarannya layanan prima untuk membentuk insan Indonesia cerdas melalui lima misi, yakni ketersediaan,keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan serta kepastian dalam memperoleh layanan pendidikan.
Peringatan Hardiknas kali ini mengambil tema Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa”. Tema ini menjadi tepat dengan perkembangan dan perubahan aspirasi masyarakat yang sangat dinamis. Selain itu juga merupakan bagian dari apa yang jauh hari telah ditekankan oleh bapak pendidikan Ki Hajar Dewantoro, yang hari kelahirannya diperingati sebagai hardiknas.
Menurutnya, pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (karakter), pikiran dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh terpisahkan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup anak Indonesia, karena hal itu dapat menjadi kata kunci untuk menjadi jujur. Untuk itu pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dikampanyekan jujur dan berprestasi.
“Kita tidak akan tahu kekurangan-kekurangan jika tidak dilakukan evaluasi atau ujian denga standar nasional sebagai alat untuk memetakan kondisi riil atau sebenarnya, dari hasil pemetaan dapat diambil jenis kebijakan dalam memperbaiki kualitas dunia pendidikan kita,” tutur M Nuh.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembengunan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadasran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokaratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi negara kesatuan RI dan norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Pembangunan dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan, karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik diri sendiri maupun masyarakat.
Gubernur Soekarwo, usai bertindak sebagai Irup kepada wartawan mengatakan, pada tahun 2010 pendidikan di Jatim 7,9 persen rata-rata belum lulus SMP, tetapi dalam pengertian Angka Partisipasi Sekolah (APS) anak berpendidikan SD, SMP sudah mencapai 99 persen, namun menurut Angka Partisipasi Kasar (APK) bisa lebih dari itu untuk tingkat SMA sudah 68 persen.
“Mengapa kondisi masyarakat di Jatim kok rata-rata 7,9 persen belum lulus SMP, karena kelompok umur 45 tahun keatas hingga meninggal posisinya dihitung, disini termasuk buta hurufnya dan diniyah salafiyah juga belum dimasukkan,” terang Pakde Karwo.
Menurutnya, dalam dunia pendidikan menyangkut tiga hal, yaitu guru, kurikulum yang diatur oleh kementerian Diknas, gedung sekolah maupun sarana dan prasarana pendidikan oleh pemerintah daerah. Sebetulnya permasalahan sekolah itu sudah menjadi urusan wajib di kabupaten/kota.
Lebih lanjut dikatakannya, pemprov telah mejadikan program pendidikan merupakan program prioritas utama, untuk itu ia mengharapkan, dengan adanya peringatan Hardiknas ini bagi Jatim akan terus memacu agar dapat meningkatkan prestasi atau mutu pendidikan bagi lembaga-lembaga, instansi atau seluruh stakeholder yang menyelenggarakan kegiatan dunia pendidikan. Hal ini termasuk pelaksanaan pendidikan bersama dengan kegiatan olahraga dan seni karena ini juga merupakan bentuk keberadaban.
Penghargaan
Pada peringatan Hardiknas ini, gubernur memberikan penghargaan terhadap pemenang terbaik tingkat provinsi, khususnya Lomba Lingkungan Sekolah Sehat, Lomba Kreativitas bidang menyanyi dan melukis, Lomba Gugus dan Lomba Guru PLB Berdedikasi, dan pemenang olimpiade Sains tingkat SMP/Mts maupun tingkat SMA/MA bidang matematika, biologi, fisika, astronomi, serta pemberian penghargaan 200 Setya Lencana terhadap pengabdian guru selama 10-30 tahun.
Lomba Kreativitas TK Tingkat Provinsi Jatim juara I diberikan kepada TK Mardi Wiyata Kota Malang, juara II Najwa Camila Tasya dari TK Dharma Wanita Persatuan Kab Pasuruan, dan juara III diberikan Annisa Putri Dewantiannisa TK Negeri Pembina Kota Madiun. Lomba melukis juara I diberikan kepada Keisha Fatihah Andre TK Al-Hikmah Kota Surabaya dan TK Miranda Naya El Varetamiranda, TK Tadika Puri Kota Madiun.
Juara I Lomba Gugus terbaik TK Tingkat Provinsi Jawa Timur diberikan kepada TK (INTI) Al-Muslim, Juara II TK (INTI) Plus Al-Kautsar Kota Malang, dan juara III TK (INTI) Hj Mariam Kota Batu. Sementara untuk Peringkat I Lomba Guru PLB Berdedikasi Provinsi Jawa Timur, diberikan Sugiono SPd dari SLB/BC Putera Bangsa Kec Geger Kabupaten Madiun. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada pemenang lomba LSS terbaik yaitu TK Sacharina PG Gempolkrep Kecamatan Mojokerto, SDN Pandawangi 1 Kecamatan Blimbing Kota Malang, SMPN 1 Pandaan Kecamatan Pandaan.
Bertindak sebagai Komandan Upacara Kadet AAL Yustinus Y Sialagan. Sedangkan petugas pengibar bendera yakni Wiliyan (siswa SMA St Agnes Surabaya), Caca R (siswa SMAN I Surabaya), dan Andri (siswi SMA Trimurti Surabaya). Sedangkan pembaca Pembukaan UUD 1945 yaitu Retno Anggraini (mahasiswi Univ Hangtuah Surabaya), dan paduan suara diikuti 300 pelajar dari SMAN 6 dan SMA Trimurti Surabaya. Dan untuk peserta upacara terdiri dari Korsik Pemprop Jatim, Wan TNI-Polwan, Kadet AAL, Menwa, Mahasiswa, Korpri, Pelajar SMU, Linmas, Korpri, Pramuka.(Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar