Kamis, 25 Maret 2010
BPR JATIM AKAN MEMPERBAIKI SISTEM PERBANKAN DEMI KENYAMANAN PARA NASABAH
BILD SURABAYA-Pada Hari Rabu, 24 Maret 2010 Pukul 10:39:34 WIB Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jawa Timur mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun Buku 2009 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2010 di Hotel Singgasana Surabaya.
BPR JATIM berjanji akan memperbaiki system manajemennya & memperbaiki sistem ETI Perbankan supaya uang para nasabahnya bisa “AMAN” serta BPR JATIM diharapkan bisa berkembang, namun tanpa membuka kantor baru, melainkan bekerjasama dengan BPR yang ada di kabupaten/kota. Seluruh JATIM
Ini dikatakan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saar menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun Buku 2009 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2010 PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jawa Timur di Hotel Singgasana Surabaya, Rabu (24/3).
Dia mengatakan, kerja sama antara BPR Jatim dengan BPR-BPR kabupaten kota bisa menjembatani serta mengurangi biaya operasional. Tetapi jika BPR Jatim mengembangkan usahanya di kabupaten/kota dengan membuka cabang kantor baru, butuh karyawan baru dan bisa mengancam keberadaannya.
Dikatakannya, pendapat operasional BPR Jatim pada 2009 sebesar Rp 81,8 miliar, pendapatan non operasional Rp 1,293 miliar termasuk bunga tabungan dan deposito. Hal dinilai sudah baikdan ke depan harus ditingkatkan.
Komisaris Utama BPR Jatim, Dr H Fatah Jasin mengatakan, menurut evaluasi BPR Jatim saat ini sudah cukup baik. Para pemegang saham sangat peduli dengan keberadaan BPR karena bisa memfasilitasi dan menjembatani Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) yang ada di Jatim.
Pengabdian BPR Jatim kepada pemerintah dan UMKM sudah delapan tahun. Ke depan tangtangan akan semakin berat dan ini harus diimbangi dengan menigkatkan kualitas SDM.
Direktur utama Bank Perkriditan Rakyat Jawa Timur, A Rahman Kamil dalam laporan pertanggungjawabannya mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2009 mencapai 4% dan pertumbuhan ekonomi Jatim 5,01% dengan kondisi moneter yang stabil berpengaruh terhadap dunia perbankan, khususnya BPR Jatim.
Daril hasil audit kantor Akuntan Bambang Sucipto H menghasilkan sebuah opini bahwa BPR Jatim mendapatkan nilai wajar tanpa pengecualian. Sementara penilaian Bank Indonesia (BI) BPR Jatim merupakan bank yang sehat.
Dalam pertangungjawabannya kepada pemegang saham, disebutkan modal BPR Jatim pada 2009 sebesar Rp 67,602 miliar. Komposisi kepemilikannya adalah 81,9% atau Rp 55,380 miliar dimiliki oleh pemerintah Provinsi Jatim, 17,8% atau Rp 12,071 miliar dimiliki oleh 19 pemerintah kabupaten/kota, sisanya sebesar 0,22% atau Rp 151 juta dimiliki dana person dari pegawai Bank Jatim .
Dengan demikian rasio kecukupan modal pada 2009 mencapai 34,63%, rasio tersebut melebihi yang ditetapkan BI, yakni minimal 8%. Hal ini menunjukan bahwa modal BPR Jatim masih tergolong sehat.
Sedangkan aset yang dimiliki pada 2009 mencapai Rp 497,278 miliar atau ada peningkatan sekitar 17,8% dari tahun sebelumnya. Sementara aktiva produksi sebesar Rp 475,499 miliar dan ditempatkan di bank lain sebesar Rp 203,485 muiliar. Sementara yang disalurkan ke kredit pada 2009 mencapai Rp 272,014 miliar.
Penyaluran kredit dari BPR Jatim terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar10% dari
tahun sebelumnya. Kredit tersebut disalurkan kepada 20.447 nasabah yang tersebar di Jatim. Kredit yang disalurkan minimal Rp 5 juta hingga Rp 300 juta setiap nasabahnya. Pertumbuhan kedit BPR setara dengan pertumbuhan kredit nasional, yakni 10,6%. Sedangkan tabungan deposito mencapai Rp 316,302 miliar, tabungan Rp 177 miliar dan devosito sebesar Rp 139,miliar.
Berdasarkan jenis kepemilikannya, dana masyarakat yang dimilki pemerintah 0,2% sedangkan sisanya 99,98% dimiliki oleh sektor swasta peorangan.
Pertumbuhan dana masyarakat tersebut menunjukan peningkatan kepercayaan masyarakat yang memberikan kotribusi dominan sebagai sumber pembiayaan kridit di BPR Jatim.
Masalah manajemennya menjadikan BPR Jatim sebagian bagian dari industri perbankan yang tumbuh berkembang dengan sehat dengan faktor kecukupan modal, kualitas aktiva produktif yang sehat, manajemn yang baik dan fasilitas optimal.
Bagi laba sebelum pajak pada 2009 sebesar Rp 16,170 miliar ada peningkatan sebesar Rp 5,078 miliar dari tahun sebelumnya yang diperoleh dari pendapatan Rp 83,400 miliar dan dikurangi biaya Rp 66,965 miliar. Dengan begitu laba setelah kena pajak sebesar Rp 11,408 miliar, deviden 50% sebesar Rp 5,565 miliar, dana cadangan 30% sebesar Rp 3,617 miliar termasuk laba deviden dan pajak tangguhan.
BPR akan menggeluarkan program khusus bagi masyarakat yang miliki potensi dan berkarya tapi tidak memiliki modal yang cukup yaitu Program Keridit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang ringan. Suku Bunga BPR Keridit sebesar 15% PA,Suku Bunga Tabungan sebesar 5% PA,Direktur Utama Bpk Rachmad digantikan oleh Bpk Suroyo,ujar humas BPR JATIM. (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Anda Pengusaha/Manager Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Koperasi tetapi
BalasHapuspencatatan data-data masih manual?
Atau anda sudah memiliki Sistem Informasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
atau Koperasi tapi masih kurang puas dengan sistem yang sudah ada?
Atau mau buat Sistem Informasi baru tapi dana terbatas?
Kami Solusinya..!!! Hubungi FERNANDES - HP : 083834375641 / BBM : 75286D3B
/ WEBSITE : www.cvelecomp.com