Kamis, 26 November 2009
GUBERNUR; MASYARAKAT JATIM TAK PERLU RISAUKAN KRISIS PANGAN GLOBAL
BILD Surabaya-Pada Hari Kamis, 26 Nopember 2009 pukul 9:24:34 wib Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo mengatakan, masyarakat Jatim tidak perlu merisaukan prediksi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atau Organisasi Pangan PBB terkait krisis pangan global yang akan datang dua tahun terakhir. Sebab ketersediaan pangan di Jatim setiap tahun selalu surplus. Tidak hanya itu, secara internasional Jatim sudah tiga kali dipercaya dalam upaya ketahanan pangan.
Saat memimpin rapat pleno dewan ketahanan pangan Jatim di Hotel Singgasana Surabaya, Kamis (26/11), gubernur menuturkan, walaupun Indonesia kaya sumber pangan, gejala krisis pangan global cepat atau lambat berpengaruh terhadap stabilitas pangan nasional maupun regional. Mengantisipasi hal ini, Jatim melakukan penataan perencanaan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.
Secara umum, kondisi ketersediaan pangan dinyatakan cukup bahkan lebih. Beberapa komoditi strategis yang mengalami surplus pada tahun 2009, antara lain beras suplus 4 juta ton, jagung 4,4 juta ton, gula 1 juta ton, kacang tanah 182 ribu ton, daging sapi 43 ribu ton, daging ayam 35 ribu ton, dan telur ayam 164 ribu ton. Sementara komoditas yang masih mengalami defisit yakni kedelai sebesar 45 ribu ton.
Selain ketersediaan pangan yang cukup, distribusi pangan di Jatim juga berjalan cukup baik. Hal ini dilihat dari indikasi pasokan pangan dan harga pangan yang relatif stabil. Harga berbagai komoditas pangan secara umum dari bulan Januari hingga minggu terakhir November, cukup stabil. Antara lain, beras jenis Ir4 Rp 5.300/kg, minyak goring Rp 8000/liter, kacang tanah Rp 12.000/kg, daging sapi Rp 59.000/kg, daging ayam Rp 20.000/kg, telur ayam Rp 11.000/kg.
Untuk harga gula, sempat mengalami lonjakan mendekati Rp 10.000/kg tepatnya saat menjelang bulan puasa. Namun kembali stabil hingga berada dikisaran Rp 8.700/kg setelah dilakukan operasi pasar murah.
Berdasar survey Sosial Ekonomi Nasional, tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi beras dan jagung oleh masyarakat Jatim, sudah melebihi standar hidup sehat sesuai pola pangan harapan. Sedangkan konsumsi pangan lainnya yang juga memenuhi kandungan karbohidrat seperti umbi-umbian dan gula, maupun protein seperti kacang-kacangan, daging, telur, susu dan ikan belum banyak dikonsumsi.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat hanya terfokus pada konsumsi beras saja. Jika hal ini terus berlanjut, sementara program diversifikasi (penganekaragaman) pangan tidak segera dilakukan akan membahayakan dan bisa terjadi krisis pangan.
Pemprov Jatim mengantisipasinya dengan mendorong melalui gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi berbasis sumber daya lokal. “Caranya, yakni mengkonsumsi pangan yang beragam, mengandung gizi, berimbang dan aman,” kata gubernur.
Sementara itu, Anggota Tim Pokja Dewan Ketahanan Pangan Jatim, Dr Zainal Abidin menuturkan, krisis global pangan yang diprediksi FAO menjadi hal penting yang juga harus dihadapi negara berkembang seperti Indonesia.
Faktor yang mempengaruhi adanya prediksi tersebut yakni karena adanya persaingan, pemanfaatan, bahan pangan yang dibutuhkan untuk kebutuhan biofuel dan bahan ternak. Faktor lain, yakni perubahan iklim, bencana alam, dan konversi lahan pertanian yang tidak terkendali. Ini berdampak pada ketersediaan pangan global yang tidak menutup kemungkinan akan dialami Jatim.
Dia menuturkan, dewan ketahanan pangan merekomendasikan program pemantapan ketersediaan pangan yang mandiri terus dilakukan. Antara lain, dengan membangun sistem agrobisnis pangan dari tingkat hulu hingga hilir, dengan cara menciptakan nilai tambah bagi ekonomi dan pedesaan. Selain itu, menetapkan komoditas unggulan wilayah fungsi agro ekologi dan peluang pasar, mengembangkan cadangan pangan baik di tingkat rumah tangga, desa hingga kabupaten/kota, serta melancarkan akses petani terhadap sarana produksi seperti ketersediaan benih, pupuk, pestisida organik dan mengembangkan kreativitas petani.
Perlu diketahui, rapat ini dihadiri tim ketahanan pangan 38 kabupaten/kota. Hadir pula Wakil Gubernur, Saifullah Yusuf, Sekda Prov Jatim, Rasiyo, serta muspida yang tergabung dalam dewan ketahanan pangan. Rapat ini sebagai evaluasi 2009, serta rencana program tahun 2010 (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar