BILD SURABAYA pada hari jumat 30 desember 2011 pukul 10wib Badan Penelitian dan Pengembangan(BALITBANG)Provinsi JATIM mengadakan seminar sehari.
Kepala BALITBANG Provinsi JATIM Bpk Prio membaca ringkasan draf laporan penelitian :Pengembangan SMK Unggulan Berbasis Entrepreneurship dan Potensi Lokal Daerah.
Bpk Prio mengatakan di era reformasi telah terdapat perubahan paradigma kebijakan diberbagai sektor pembangunan,sektor pendidikan,dll.Semula menerapkan paradigma dari atas kebawah,maka dewasa inidimulai dari bawah ke atas dalam mengawali kebijakan dimulai dari pemerintah di tingkat local kemudian berlanjut regional hingga pusat.
Kewenangan pemerintan daerah menjadi lebih besar dalam berbagai sektor diantaranya sektor pendidikan diterapkan UU No 22 Th 99 kemudian berubah menjadi UU 32 Th 2004.
Persoalan menurunya kwantitas dan kualitas SDM tersebut menjadikan sejumlah pemerintah daerah kota/kab mengambil kebijakan mengembangkan pendidikan kejuruan /vocational education,kebijakan tersebut bertujuan mencetak tenaga terdidik yang berkeahlian,yang dilakukan dengan strategi :1. Dengan mendirikan sekolah-sekolah menengah kejurusan di sejumlah daerah kab/kota,dilakukan penambahan sekolah kejurusan,dan berbagai kebijakan mendukung seperti pemberian dana POBDA; 2.Dengan mendirikan dan memperkuat balai latihan kerja dengan pilihan waktu selama:1semester,1 tahun dan 3 tahun atau setara dengan program diploma.
Kebijakan pengembangan sekolah kejurusan yang terjadi di provinsi JATIM,diharapkan pada persoalan akselerasi rasio komposisi antara jumlah SMK dengan jumlah sekolah SMA/MA belum menunjukan jumlah yang diedialkan yaitu SMK sebesar 70%,SMA 30% pada tahun 2010 diketahui kondisi rasio SMK 55,78%’SMA 44,22%, Diharapkan pada tahun 2014 mencapai kondisi rasio SMK 65%,SMA 35% dari target kondisi rasio yang ideal.
Peningkatan kompetisi rasio antara SMK dan SMA,dilandasi pemikiran berdasarkan factor-faktor berikut: 1.SMK merupakan bagian integral dari sektor-sektor ekonomi yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sehingga perlu terus menerus dikembangkan kualitas dan kuantitasnya; 2.Kualitas SMK merefleksikan kualitas tenaga kerja Indonesia yang perlu terus dibangun untuk meningkatkan keunggulan kompetitif ekonomi Indonesia; 3.SMK akan memainkan peran penting dalam menekan angka penggangguran di Indonesia; 4.SMK merupakan factor pendorong pendukung pertumbuhan industri di Indonesia; 5.SMK perlu terus mengaktualkan kemampuan SDM dan peralatanya agar selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tujuan dan manfaat penelitian dirumuskan: 1.Ingin mengetahui dan memahami kesiapan SMK untuk memberikan pendidikan berbasis entrepeneurship(kewirausaan)dan potensi local.; 2.Ingin mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala SMK dalam memberikan pendidikan berbasis entrepreneurship dan potensi local daerah; 3.Ingin mengembangkan model pendidikan SMK dengan basis kewirausaan dan potensi local yang efektif demi peningkatankemampuan dan kemandirian hidup siswa serta manfaat yang akan diperoleh dari penelitian adalah sebagai bahan masukan untuk perumusan kebijakan berkaitan dengan pendidikan SMK di wilayah Provinsi JATIM dalam mengembangkan pola yang lebih kreatif dan tepat berdasarkan potensi lokalnya.
Fokus persoalan penelitian ini terkait kebijakan dan pelaksanaan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh penyelenggara pendidikan kejuruan dalam membangun kesiapan dan entrepreneurship siswa.Tahapan pelaksanaan penelitian ini meliputi; Tahap 1,melakukan studi literatur untuk penyusunan kerangkateori dan konsep penelitian serta strategi pengumpulan data lapangan yang relevan dengan persoalan penelitian; Tahap 2,penentuan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan karakter masing-masing daerah diarahkan pada strata pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)baik swasta maupun negeri yaitu di wilayah 5 Kabupaten Provinsi JATIM,meliputi;Kab.Tuban,Kab Malang,Kab Kediri,Kab Jember,Kab Pamekasan.Penentuan satuan analisis sample ditentukan berdasarkan kuota,yaitu; setiap kabupaten diambil 4 SMK; untuk responden anggota komite sekolah,kepala sekolah,wakasek kurikulum,alumni masing-masing 4orang,untuk siswa masing-masing 8orang;dari orang tua/wali siswa diambil masing-masing 8orang; dari pihak dunia usaha (manajer perusahaan)masing-masing 8orang.Jumlah keseluruan responden adalah 200orang.Tahap 3 menentukan metode pengumpulan data penelitian meliputi; studi dokumen,observasi,FGD,dan wawancara testruktur maupun tidak berstruktur melalui teknik wawancara mendalam.Data digali dari sumber yang relevan dari berbagai pihak sepert; pejabat Dinas Pendidikan,pihak sekolah,orang tua/wali siswa,pihak dunia usaha. Tahap 4,analisa terhadap persoalan penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa deskriftif.Analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang minat dan daya saing sekolah;menggambarkan tentang usaha dan strategi,serta kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam mengembangkan kurikulum berdasarkan pengembangan entrepeneurship dan potensi local.Data dari wawancara mendalam dianalisis secara deskriptif untuk memaparkan tentang pengembangan kurikulum dan pelaksanaan terkait dengan potensi local dan peningkatan kewirausahaan.(RONNY)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar