BILD Jakarta-Pada Tanggal 30 Juli 2010 Bank BRI mempublikasikan Kinerja Keuangan Triwulan II 2010 dengan pencapaian Laba setelah taksiran pajak sebesar Rp 4,32 Triliun atau meningkat 22,28% dari pencapaian laba pada Triwulan II 2009 sebesar Rp 3,53 Triliun. Dengan demikian Bank BRI berhasil mempertahankan predikat sebagai bank dengan pencapaian laba terbesar di Indonesia sejak tahun 2005.
Peningkatan perolehan laba tersebut sejalan dengan peningkatan total aset Bank BRI yang tumbuh 19,72%, yaitu dari Rp 267,24 Triliun pada Triwulan II Tahun 2009 menjadi Rp 319,94 Triliun pada Triwulan II 2010. Pertumbuhan aset dan laba tersebut, pada akhirnya meningkatkan Ekuitas menjadi sebesar Rp 30,52 Triliun atau tumbuh 16,73% dari Triwulan II Tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp 26,15 Triliun.
Selain sebagai Bank dengan perolehan laba terbesar, Bank BRI juga berhasil memperkuat posisinya sebagai Bank teratas dalam hal total penyaluran kredit. Hal ini menujukkan peran serta Bank BRI yang konsisten dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran kredit. Pada posisi akhir Juni 2010 portofolio kredit Bank BRI tercatat sebesar Rp 226,24 Triliun meningkat Rp41,64 Triliun atau tumbuh 22,56% dibanding periode yang sama Tahun 2009 yang mencapai Rp 184,60 Triliun, dengan tingkat Gross Non Performing Loan (Gross NPL) pada Triwulan II 2010 yang terjaga di level 4,27%, sedangkan NPL Nett berada di level 1,18%.
Komitmen Bank BRI tidak pernah berubah untuk tetap fokus dan konsisten melayani UMKM. Salah satu wujud mengembangkan UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sampai dengan akhir Juni 2010, Bank BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat dengan total kredit Rp 16,70 Triliun kepada lebih dari 2,86 juta debitur, dengan outstanding KUR BRI pada Triwulan II 2010 sebesar Rp 5,88 Triliun dan total debitur 1,22 juta orang. Adapun debitur KUR yang telah bermigrasi menjadi debitur komersial Bank BRI pada Triwulan II 2010 berjumlah 405.783 debitur.
Dari sisi pendanaan, Bank BRI berhasil meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp 256,05 Triliun pada posisi akhir Juni 2010 atau meningkat 18,35% dari periode yang sama Tahun 2009 yakni sebesar Rp 216,35 Triliun. Pencapain tersebut tidak terlepas dari dukungan pembukaan unit kerja baru, pemasaran, hingga pengembangan fitur produk. Pada akhir Triwulan II 2010 komposisi DPK Bank BRI masing-masing adalah Giro Rp 45,23 Triliun (17,66%), Tabungan Rp 102.23 Triliun (39,93%) dan Deposito Rp 108,60 Triliun (42,41%).
Dengan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI pada akhir Juni 2010 mencapai 88,36% atau meningkat dari posisi akhir Juni 2009 sebesar 85,33%. Hal ini menunjukkan kemampuan Bank BRI menjalankan fungsi intermediary berjalan dengan baik.
Keberhasilan Bank BRI untuk terus meningkatkan kinerjanya juga tercermin dari pertumbuhan Net Interest Income (Pendapatan Bunga Bersih) yang sampai dengan Triwulan II Tahun 2010 mencapai Rp 13,55 Triliun atau meningkat 23,97% dibanding Triwulan II Tahun 2009 yakni sebesar Rp 10,93 Triliun. Dengan pencapaian kinerja tersebut, maka Return on Asset (ROA) sebelum pajak pada Triwulan II 2010 adalah sebesar 3,51%, jauh di atas ketentuan bank jangkar sebesar 1,5% dan tingkat Return on Equity (ROE) sebesar 33,41%, di atas rata-rata perbankan nasional, serta Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan telah memperhitungkan risiko operasional sebesar 14,11% jauh melebihi ketentuan minimal BI sebesar 8%. (JOIS BRI)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar