Sabtu, 24 Juli 2010
MARI KITA BUDAYAKAN MAKAN IKAN KARENA IKAN SANGGAT BERGIZI
BILD SURABAYA-Pada Hari Rabu, 7 Juli 2010 Pukul 08:10:32 WIB Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur berkerja sama dengan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) Propinsi JATIM dan Direktorat Jendral Pengolahaan & Pemasaran Hasil Perikanan-Kementerian Kelautan & Perikanan mengadakan Sosialisasi (FORIKAN) Propinsi JATIM dengan Tema “KEBIJAKAN & PROGRAM PENINGKATAN KOMSUMSI IKAN NASIONAL di Hotel Equator Surabaya
Pola makan mengonsumsi ikan masyarakat Jawa Timur masih rendah. Berdasarkan data, tahun 2008 tingkat konsumsi ikan sebanyak 16, 6 kg per kapita per tahun. Untuk tahun 2009 sedikit meningkat menjadi 17,31 kg per kapita per tahun. Sedangkan tingkat nasional sudah mencapai 28 kg kapita pertahun.
Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) JATIM.Ibu Nina Soekarwo mengatakan kepada wartawan BILD SURABAYA “Untuk itu, pola makan dan konsumsi ikan harus terus ditingkatkan karena karena masih jauh dibawah pola makan harapan,”
Data itu menunjukkan bahwa konsumsi ikan masyarakat Jatim masih di bawah standar. Untuk itu ibu- ibu sebagai penyedia menu masakan dan makanan bagi keluarganya diharapkan berusaha memasak menu yang berbau ikan seperti wader, lele, teri, tongkol atau ikan laut lainnya.
“Tidak usah ikan yang mahal- mahal seperti kakap, gurami dan dorang . Yang penting kondisi ikannya harus baik dan segar. Sebab, dengan terus- menerus, ibu mau menyediakan menu ikan pada keluarga, utamanya pada anak- anak, maka generasi kita ke depan pasti kualitasnya baik. Terutama bagi kecerdasan otak dan kesehatan mereka,” katanya.
Membiasakan makan ikan sejak usia dini, maka jaringan otak pada anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik utamanya IQ. Sebab, pembentukan sel otak untuk kecerdasan anak dimulai sejak di kandungan, yaitu usia 0 sampai 6 tahun atau disebut Gold Ege.
Selain otak yang cerdas, lanjutnya, kesehatan anak pun akan lebih baik dan terawat. Sebab fakta telah membuktikan bila orang senang makan ikan, besar kemungkinan dia terhindar dari berbagai macam penyakit, seperti jantung, lever, anemia dan kekurangan gizi.
Ada beberapa faktor orang tidak mau mengkonsumsi ikan, pertama, karena faktor budaya yang memprioritaskan suami atau bapaknya. Sedangkan untuk anak, mereka menilai anak-anak tidak boleh banyak makan ikan karena bisa cacingan dan timbul gatal- gatal.
Kedua, karena faktor ekonomi yang kurang mendukung; dan ketiga faktor pendidikan, sehingga mempengaruhi pengetahuan dan pola pikir ibu sebagai penyedia menu makanan bagi keluarganya.
Fariabel-faribel inilah, kata Nina, yang harus dan perlu mendapat perhatian khusus dari Forikan dan Departemen Perikanan dan Kelautan. Agar Tahun 2010 ini konsumsi ikan Jatim bisa mencapai 30,47 kg per kapita pertahun dan pada pahun 2014 nanti dapat mencapai 38,67 kg per kapita per tahun. “Dengan begitu, generasi kita ke depan kualitas dan mutunya baik dan dapat dibanggakan,” ujar Nina
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur meminta kepada Para Wartawan untuk mensosialisasikan makan ikan kepada masyarakat supaya masyarakat tau manfaatnya makan ikan (Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar