Kamis, 31 Desember 2009
BRI Syariah Jadi Incaran Investor Timur Tengah
BILD Jakarta – Pada Hari Senin, 16 Febuary 2009 15:04 WIB Sejumlah investor dari Timur Tengah sedang mengincar BRI Syariah untuk dijadikan partner strategis. Namun BRI Syariah ingin menggunakan kekuatan sendiri terlebih dahulu untuk mencapai target-targetnya.
"Sudah ada yang minta kami menjadi strategic partner, sudah ada beberapa. Tapi kami bilang kita kerjaka saja dulu sendiri. Utamanya dari Timur Tengah," ujar Dirut BRI Syariah Ventje Raharjo di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/2/2009).
Menurut Ventje, investor Timur Tengah banyak yang tertarik karena memang mereka biasanya mencari investasi yang memiliki unsur syariah.
"Timur Tengah kan banyak orang-orang yang punya banyak uang yang ingin suatu syariah, yang arahnya pada UMKM. Dimana lagi kan adanya cuma di indonesia, begitu banyak bank yang fokus di UMKM? Mereka sangat tertarik," katanya.
Ia menjelaskan, BRI juga akan meningkatkan modalnya dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1 triliun. Meskipun diakuinya modal ideal bank syariah adalah Rp 2 triliun.
"Supaya modal makin besar, kemampuannya pembiyaannya juga semakin kuat. Walaupun tidak dipakai semua tapi kemampuan untuk berkembang, untuk memberikan pembiyaan lebih besar, investasi pembangunan jaringan juga menjadi lebih kuat," katanya.
BRI Syariah juga berharap semakin banyak instrumen-instrumen investasi syariah untuk ke depannya. Hal itu dimaksudkan agar bank syariah bisa lebih banyak lagi menarik dana dari masyarakat.
"Karena kita tahu harus ditempatkan dimana karena instrumennya terbatas, kita nunggu pembiayaan kan, dan kalau pembiyaan belum ada, ini jadinya idle atau menghasilkan return yang kurang maksimal. Jadi intrumennya memang butuh dikembangkan lagi, masih panjang perjalanannya," urainya.
BRI Syariah juga berniat menambah asetnya dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 4 triliun. Salah satu caranya adalah dengan masuk ke pembiayaan yang besar bekerjasama dengan induk BRI Syariah. Salah satunya adalah dengan bergabung memberikan pembiayaan pada BUMN-BUMN dan perusahaan yang dianggap baik.
"Pastinya ingin masuk ke pembiayaan yang agak besar dulu, belum ke ritel. Kan kekuatan ritel itu membangunnya lama, membangun cabangm sistem SDM-nya juga. Belum lagi kami harus mempromosikan dan seterusnya. Perlu waktu dan kedepan ini, supaya cepat kami perlu cari joint financing sama induknya," urai Ventje.(Ronny & Tia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar