BILD SURABAYA-Pada Hari Selasa, 27 September 2011 pukul 08:27:58 WIB Saat ini semakin banyak pengusaha usaha kecil menengah (UKM) yang memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) untuk menunjang usahanya.
Ketua Forum Daerah (Forda) UKM Jatim, Nur Cahyudi, mengatakan, kini
semakin banyak UKM yang mulai mengakses dan menggunakan alat-alat berbasis teknologi informasi untuk mengembangkan bisnisnya. Namun, kesadaran teknologi itu baru sebatas dimiliki oleh UKM di kawasan perkotaan.
Ia menambahkan, para pengusaha sangat merasakan manfaat TI dalam
meningkatkan proses kinerja salah satunya yaitu dalam pemasaran produk. "Yang pasti dalam hal mendorong kinerja penjualan ya. Contoh sederhana saja soal pemasaran, lewat internet kita bisa menjangkau pasar-pasar baru. Belum lagi jika kita bicara efisiensi waktu dan biaya. Penggunaan alat-alat TI bisa memudahkan bisnis UKM, misalnya dalam supply chain management. Juga bisa meningkatkan brand awareness," tambahnya.
Meskipun demikian dia melihat adanya berbagai kendala. Ia mengatakan Kendalanya ada tiga hal. Pertama, UKM belum melihat manfaat dari penggunaan alat-alat TI. Padahal ini kan banyak manfaatnya, mulai dari mendongkrak penjualan, mengefisienkan bisnis, hingga memudahkan pelaporan keuangan.
"Saya kira soal ini perlu sosialisasi yang lebih gencar lagi. Pemerintah, produsen alat-alat TI, dan operator telekomunikasi, misalnya, perlu bergandengan tangan,"ujarnya.
Kendala yang kedua adalah masih terbatasnya akses jaringan. Di desa terpencil, misalnya, jaringan internet susah sekali masuk. Ini menyulitkan UKM di sana untuk bisa mengakses informasi, seperti tren pasar."Juga akan menyulitkan ketika UKM mau menekuni pemasaran berbasis online,"lanjutnya. Kendala yang ketiga adalah kemampuan SDM di UKM-UKM dalam mengoperasikan alat-alat TI.
"Kalau biaya sebenarnya tidak ada kendala. Laptop sudah murah, biaya telekomunikasi juga terus terkoreksi. Jadi tinggal bagaimana pemahaman dan kemampuan SDM di UKM-UKM bisa kita dongkrak,"ujarnya.
Sementara itu, sebelumnya industri perbankan terus menggenjot
penyaluran kredit kepada UMKM khususnya melalui skema kredit usaha rakyat (KUR). PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk kantor wilayah Surabaya, misalnya, mencatat penyaluran KUR Mikro dengan plafon maksimal Rp 20 juta hingga akhir semester I/2011 sebesar Rp 597 miliar, sedangkan KUR Ritel, dengan plafon Rp 20 juta-Rp 500 juta, hingga akhir Juli 2011 mencapai tercatat sebesar Rp 255 miliar.
Penyaluran KUR Mikro pada tengah tahun 2011 tersebut hampir mencapai 2 kali lipat dari total penyaluran kredit jenis ini selama tahun 2010 yang tercatat hanya sebesar Rp 300 miliar. Sedangkan penyaluran KUR Ritel sendiri sudah mencapai 96,59% dari target penyalurannya selama tahun 2011 yang dipatok sebesar Rp 264 miliar.
"Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan KUR guna mengembangkan usaha
semakin tinggi. Karenanya kinerja penyaluran KUR juga terus tumbuh
signifikan," kata Kepala Kanwil BRI Surabaya, Heru Sukanto.
Data Bank Indonesia (BI) Surabaya, penyaluran kredit ke sektor UMKM
juga terus tumbuh. Hingga akhir triwulan II/2011, penyaluran kredit
UMKM di Jawa Timur tumbuh 3,64% dibanding triwulan sebelumnya dengan
baki debet sebesar Rp. 61,35 triliun(Ronny)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar