BILD SURABAYA-Pada hari Selasa, 1 Nopember 2011 pukul 9 WIB Kementerian Perdagangan (KEMENDAG) memastikan
di bulan Desember nanti Peraturan Menteri Perdagangan (PERMENDAG) mengenai
penghentian ekspor rotan mentah akan berlaku efektif.
Pada hari minggu 30 October 2011 Menteri Perdagangan Gita Wiryawan diJakarta
mengatakan Berdasarkan rekomendasi dari Kemenperin, Kehutanan dan Gubernur di
daerah, bahwa kita harus dapat keyakinan bahwa penyerapan rotan harus terjadi
di dalam negeri. Ekspor rotan, juga melanggar dari segi kelestarian dan juga
secara ilegal dikeluarkan dari Indonesia,
itu alasan pertama. Yang kedua, Permendag ini akan dikeluarkan dalam waktu
dekat, tapi efektivitasnya Desember
Gita mengatakan Permendag
mengenai penghentian ekspor rotan ini, berdasarkan rekomendasi dengan
kementerian terkait akan membuat kesempatan bagi industri rotan dalam negeri
untuk meningkatkan daya saing. Ada potensi kebangkitan industri rotan dalam
negeri sehingga pasok rotan dari Indonesia tidak boleh keluar karena kalau
keluar dari Indonesia ini bisa jadi peluru negara lain untuk bisa lebih
kompetitif, makannya industri dalam negeri harus bisa memperkuat diri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Budi
Setiawan menuturkan kebutuhan industri pengolahan rotan dalam negeri terhadap
bahan baku
rotan masih cukup besar. Dari 120.000 ton bahan baku rotan yang dibutuhkan secara nasional,
khusus di Jatim kebutuhannya sebesar 80.000 ton per tahun. Saat ini,kebutuhan
rotan yang bisa dipenuhi hanya sebesar 30.000 ton.
Executive Secretary Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia
(ASMINDO) JATIM Bpk Chilman Suadi mengatakan dengan adanya kebijakan ini,
industri mebel dan kerajinan lokal akan mendapatkan kembali pasokan bahan baku
yang layak. Saat ini pasokan bahan baku
yang bisa kami beli dari produsen rotan lokal hanya mencakup kisaran 30%
dari total kebutuhan kami.
Pelaku industri mebel dan kerajinan di Jawa Timur menyambut baik
kesepakatan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan untuk menghentikan
ekspor rotan yang akan terbit pada November 2011.
Bpk Chilman berharap dengan membaiknya pasokan bahan baku rotan, maka produksi mebel dan kerajinan
Jatim juga turut meningkat. Namun dia belum bisa memprediksi jumlah peningkatan
yang mungkin terjadi. Masih menunggu aksi dari para produsen rotannya, itu pun
pengaruhnya tidak seketika terasa.
Chilman juga tidak bisa menyebutkan kapasitas produksi anggota karena bersifat
“by order”. para pengusaha mebel di Jatim tidak bisa berbuat banyak terkait
kebijakan pemerintah, hanya dia berharap pemerintah juga turut memperhatikan
pertumbuhan industri mebel dan kerajinan rotan local. Kami, para pengusaha
mebel di Jatim, berusaha terus berproduksi dalam kondisi apapun. Ada bahan baku,
ya kami kerjakan, tidak ada ya kami tunggu sampai ada. (Ronny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar